KAGUM TIMES | LAMPUNG – Usai menghadiri haul akbar dua ulama besar, Henry Husada selanjutnya ikut serta mendampingi Calon Presiden nomor urut 01, Anies Baswedan, menghadiri acara rembuk petani bersama gabungan kelompok tani (Gaptokan) Lampung Timur di Lapangan Sidorejo, Minggu, 14 Januari 2024.
Tampak serta mendampingi Anies, Co Captain 5 Timnas AMIN Azrul Tanjung.
Dalam kesempatan itu, Anies mendengarkan langsung keluhan yang kerap dihadapi para petani. Ia juga menampung solusi dari mereka untuk selanjutnya dijadikan pertimbangan dalam membuat kebijakan begitu terpilih menjadi presiden.
“Pertemuan dengan para petani, kami belanja masalah. Kami mendapatkan informasi faktual yang terjadi di lapangan,” ujar Anies..
Gubernur Jakarta periode 2017-2022 itu lantas mengungkapkan masalah yang banyak ditemui hampir di setiap daerah Indonesia. Yaitu, terkait pupuk yang langka dan mahal.
Selain itu, Anies juga menemukan masalah lain yang masih banyak dihadapi warga Lampung yang tinggal di kawasan register. Mereka mengungkapkan bahwa sangat sulit untuk meminta sertifikasi tanah dan pemasangan listrik.
Tak hanya petani, Anies juga mendengar aduan dari guru pendidikan usia dini (PAUD). Kalangan ini mengeluhkan soal sertifikasi guru dan kesejahteraan para pendidik usia dini.
Anies pun memastikan bahwa masalah-masalah yang diadukan padanya itu akan dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan jika terpilih menjadi presiden.
Dalam paparannya, Anies juga menjelaskan tentang prioritas penanganan problem pangan dengan membentuk tim khusus yang yang akan mengurus tata niaga pangan.
“Persoalan pangan adalah prioritas utama yang kita ingin selesaikan. Dalam 100 hari pertama, kita akan membentuk tim khusus untuk mengubah tata niaga, memastikan bahwa kebutuhan pokok dan komoditas-komoditas utama terjadi perubahan, khususnya pada aspek harga,” ujar Anies.
“Lampung ini adalah salah satu sentra produksi pertanian kita. Begitu banyak komoditas pertanian dihasilkan dari Lampung,” sambungnya.
Menurut Anies, ketika berdialog dengan para petani di berbagai wilayah, mereka menyampaikan aspirasi-aspirasi persoalan mendasar.
“Satu adalah persoalan pupuk, juga kita temukan di tempat-tempat yang lain. Kedua, adalah menyambungkan ke pasar-pasar untuk hasil produksi mereka,” ujar mantan Rektor Universitas Paramadina ini.
Lebih lanjut Anies menuturkan, sebagian petani di Lampung ini produksinya khas.
“Seperti mereka yang menghasilkan alpukat, mereka yang menghasilkan tanaman organik. Ini perlu pengelolaan yang khusus, tata niaga yang baik, supaya produk-produk mereka bisa menjangkau, kalau alpukat tadi malah menginginkan bisa menjangkau pasar dunia, karena produk mereka memiliki kualitas yang cukup baik,” paparnya.
Anies pun menyoroti produk pertanian organik. “Ini adalah pasar yang makin hari makin besar. Tetapi belum ada pembinaan yang serius. Insyaallah itu nanti menjadi bagian dari usaha kita, bahan menyusun kebijakan. Contract farming atau kontrak pembelian hasil pertanian menjadi salah satu solusi. Dengan cara seperti itu maka ada stabilitas harga,” pungkasnya. (kgm)