KAGUM TIMES | SEMARANG – Anggota Dewan Penasihat Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) sekaligus bapak UMKM Jawa Barat Henry Husada hadir dalam acara diskusi dan kalibrasi pasangan AMIN di GOR Jatidiri Semarang, Jawa Tengah pada 24 Desember 2024.
Selain Henry Husada, nampak hadir Refly Harun, Jubir AMIN Indra Charismiadji, dan ketua Steering Committee Safari Natal Shepard Supit dan anggota.
Kampanye calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar merupakan kampanya hari ke-27 di wilayah Jawa Tengah.
Diskusi dan kalibrasi di GOR Jatidiri ini guna membahas pemikiran calon presiden dan wakil presiden bersama ribuan mahasiswa.
Dalam sambutannya, Anies Baswedan dan Cak Imin menekankan pentingnya semangat kritis mahasiswa dalam negara demokrasi dan mengajak mahasiwa untuk berpikir optimistis terhadap masa depan pendidikan di Indonesia.
Dalam diskusi tersebut, Anies berbicara mengenai orang dalam (ordal) dan menjelaskan perkembangan 40 kota setara Jakarta.
Terkait praktik ketertiban yang berlaku di lembaga pendidikan yang dianggap merugikan orang-orang yang benar-benar sukses sehingga bisa dicegah, Anies kemudian berupaya membuat sistem rekrutmen lembaga pendidikan.
Sistem rekrutmen lembaga pendidikan berkat proses yang transparan sehingga diketahui masyarakat.
“Salah satu cara untuk meningkatkan kesempatan bagi mahasiswa berprestasi adalah dengan membuat prosesnya transparan,” kata Anies.
Menurut Anies, sistem itu diterapkannya saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dimana ketika pemilihan mahasiswa baru dibuka, semua orang bisa melihat informasi tentang calon tersebut. Dari nilai hingga daerah asal.
Dengan begitu, mengurangi terjadinya praktik orang dalam karena masyarakat juga melihat jika ada siswa yang tidak memenuhi kriteria bisa memprotes.
“Siapa yang mengawasi? Semua orang. Jadi sistem meritokrasi atau keterbukaan bisa menjaga peluang bagi mereka yang sukses,” ujarnya.
Dalam acara yang sama, Anies juga menjelaskan, dirinya dan cawapres Muhaimin Iskandar alias Cak Imin selalu terbuka terhadap ide.
Anies menilai keterbukaan terhadap ide adalah hal terpenting untuk membangun kehidupan demokrasi yang sehat di Indonesia.
“Demokrasi yang memberikan ruang terhadap gagasan dan gagasan untuk disempurnakan, sehingga gagasan yang menjadi politik adalah gagasan yang dibicarakan secara sehat. Makanya kami yakin kami terbuka untuk mendiskusikan ide-ide selama kampanye ini, kata Anies.
Menurut Anies, ide dibalik karya tersebut adalah apa adanya. Dengan demikian, sifat ini lahir dengan tujuan dan sasaran kerja yang jelas.
“Di balik karya ada cerita, dibalik cerita ada ide. Kalau sebuah karya tanpa cerita ide akhirnya hanya karya, karya, karya tanpa harus ada ide, belum tentu ada cerita, dan kalau ditanya mengapa demikian. sudah selesai, jawabannya tidak,” ujar Anies. (kgm)